Penjualan minuman keras di Papua. |
Tokoh masyarakat Suku Amungme, Yosep Yopi Kilangin, menegaskan, akar semua masalah yang terjadi di Kabupaten Mimika, Papua, selama ini adalah minuman keras (miras).
Karena itu, dia mendesak semua pihak, baik pejabat pemerintah, pejabat TNI, pejabat Polri, para tokoh masyarakat, tokoh gereja dan para ulama, agar bersama-sama membasmi peredaran minuman beralkohol di Mimika.
"Bagi kita sangat jelas bahwa semua masalah yang terjadi di Mimika selama ini, entah masalah perorangan, masalah di dalam keluarga, dan masalah di masyarakat, pemicunya minuman keras beralkohol. Miras masalah mendasar yang harus kita basmi secara bersama-sama," kata Yopi Kilangin, Selasa (4/12/2012), seperti dilansir Antara.
Mantan Ketua DPRD Mimika periode 2004-2009 itu mendesak pimpinan daerah agar segera membicarakan penanganan masalah peredaran minuman keras beralkohol di Mimika yang kian tidak terkendali secara terbuka. "Semua pihak harus merasa bertanggung jawab bagaimana mengatasi persoalan ini," ujar Yopi Kilangin.
Menurut dia, semua warga Mimika entah apa pun sukunya pasti mendambakan kehidupan bermasyarakat yang aman, dan tertib.
Segala persoalan sosial yang terjadi di Mimika selama ini, seperti konflik perang suku, pembunuhan, generasi muda yang mulai rusak dan rentan terhadap penularan virus HIV/AIDS, timbulnya berbagai kasus kekerasan dalam rumah tangga, ujung-ujungnya berawal dari konsumsi minuman keras beralkohol.
"Minuman keras beralkohol memberi efek buruk terhadap perilaku orang yang mengonsumsinya. Jadi, kita tidak bisa lagi mentoleransi adanya minuman keras beralkohol di Mimika dan semua pihak harus berkomitmen untuk mencabut akar permasalahan ini," kata Yopi.
Ia menyatakan, tidak sependapat dangan anggapan umum bahwa mengkonsumsi minuman keras beralkohol adalah budaya masyarakat.
"Kalau ada orang yang mengatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras beralkohol adalah budaya itu adalah omong kosong. Jadi, tidak ada cara lain kecuali basmi," kata Yopi menegaskan.
Makanya, Yopi Kilangin mengutuk kasus pembunuhan terhadap Kepala Sekolah SD Inpres Timika III, Apolo Ikikitaro oleh calon menantunya, Roi Marthin Rumbiak pada Sabtu (1/12) malam sekitar pukul 21.00 WIT.
"Yang jelas perbuatan tersebut adalah perbuatan terkutuk. Saya secara pribadi mengutuk kejadian tersebut. Apa pun alasan dan motifnya, pembunuhan tidak dapat diterima oleh siapapun," ujar Yopi.
Apolo Ikikitaro tewas seketika akibat ditebas dengan sebilah parang oleh calon menantunya, Roi Marthin Rumbiak di kediamannya di Kompleks Perumahan Guru SD Inpres Timika III, Kampung Karang Senang, Distrik Kuala Kencana, Sabtu malam.
Pelaku yang dalam keadaan mabuk juga menganiaya isteri almarhum, Irene Waukateyau. Hingga saat ini Irene masih mendapat perawatan intensif di Intensif Care Unit Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika.
Usai membunuh korban, pelaku menyerahkan diri ke Polsek Kuala Kencana. Untuk menjamin keselamatan diri pelaku, pada Minggu (2/12) pagi, yang bersangkutan dipindahkan ke Polres Mimika.*
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !